Ancaman Kebakaran di Pemukiman Padat, Ini Saran Gus Toto Ke Gubernur Jakarta

JAKARTA || Koranprogresif.id – Kebakaran di pemukiman Jakarta adalah ancaman yang sangat nyata. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menyiapkan kombinasi strategi struktural (revitalisasi tata ruang) dan kultural (edukasi dan alat mitigasi).
Program “Satu ASN, Satu APAR” bisa menjadi inovasi sosial yang dapat memberi dampak cepat dan murah jika dijalankan dengan pendekatan sukarela, edukatif dan kolaboratif.
Melalui keterangannya kepada wartawan, Rabu (30/7), Muhammad Thohar, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kemajuan Jakarta (LAJU Jakarta) mensikapi banyaknya kejadian kebakaran di Jakarta belakangan ini.
Gus Toto Panggilan akrabnya,
merasa prihatin dengan kejadian kebakaran yang seakan beruntun terjadi di Jakarta. “Setelah Sukses dengan program ASN menggunakan transportasi umum tiap hari Rabu, saya menyarankan Pak Gubernur Kembali berinovasi dengan program Satu ASN, Satu APAR (Alat Pemadam Api Ringan) sebagai bagian dari pengabdian ASN kepada masyarakat serta penguatan peran ASN dalam mitigasi bencana,” kata Gus Toto.
Tokoh Muda NU yang juga pemerhati masalah sosial Jakarta itu menambahkan bahwa, Gerakan setiap ASN (Aparatur Sipil Negara) DKI Jakarta menyediakan dan menyumbangkan satu APAR untuk pemukiman padat di lingkungan tugasnya atau wilayah binaannya, bisa meningkatkan dan menumbuhkan peran aktif ASN dalam pelayanan publik non-birokratis.
“Gerakan ini bisa menjadi program percontohan nasional. Sinergikan dengan program JakFire Dinas Gulkarmat (Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan) DKI Jakarta. Pak Gubernur bisa memanfaat kan Gerakan ini menjadi contoh konkret gerakan mitigasi partisipatif, igerakkan secara sistemik lintas OPD,” ungkapnya.
Kebakaran di wilayah pemukiman padat penduduk di Jakarta meningkat belakangan ini dominan disinyalir penyebabnya adalah korsleting Listrik. Hal tersebut diperparah dengan kepadatan dan tata ruang yang mana banyak permukiman tidak memiliki akses jalan bagi mobil pemadam. Selain itu Kesadaran masyarakat masih rendah Dimana banyak ditemui warga yang belum memahami standar keamanan listrik dan cara penanganan api awal. Kebakaran cepat juga meluas karena material bangunan semi permanen dan jarak rumah yang sangat rapat. Diperparah dengan minimnya alat pemadam, kebanyakan rumah tidak memiliki APAR.
“Pemerintah tidak bisa sendirian dalam menangani masalah kebakaran. Perlu partisipasi dan sinergi dari semua pihak. Edukasi kepada Masyarakat ewat RT/RW, posyandu, tempat ibadah (masjid/gereja, dll) secara simultan juga perlu dilakukan.
“Semoga Pak Gubernur melalui Dinas Gulkarmat mempertimbangkan inovasi program Satu ASN Satu APAR ini minimal bisa mencegah secara dini sebelum kebakaran membesar sudah bisa tertangani karena adanya APAR di lingkungan Masyarakat (Rumah ASN),” pungkasnya. (Red).