Opini

FEW Nexus, Kunci Menjaga Masa Depan Berkelanjutan

 

Oleh: Muhammad Rofik Mualimin (Dosen STAI Yogyakarta/Pengasuh PP Latifah Mubarokiyah)

YOGYAKARTA || Koranprogresif.id – Di tengah dinamika perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk yang kian pesat, ketiga sumber daya esensial—pangan, energi, dan air—menjadi semakin krusial untuk dijaga keberlanjutannya.

Fenomena ini dikenal sebagai FEW Nexus, sebuah konsep yang mengintegrasikan pengelolaan Food (pangan), Energy (energi), dan Water (air) secara bersamaan agar tidak hanya berkelanjutan, tapi juga saling mendukung.

Berita Lainnya

Bayangkan ketika salah satu dari ketiganya terganggu, misalnya kekeringan melanda wilayah pertanian. Produksi pangan menurun, air untuk irigasi terbatas, dan kebutuhan energi untuk pengolahan makanan pun ikut terdampak. Kondisi ini bukan sekadar isu lokal, tapi berpotensi menimbulkan krisis global. Menurut Hoff (2011: 12), FEW Nexus memerlukan pendekatan holistik agar kebijakan dan teknologi yang diterapkan mampu menjawab tantangan ini secara simultan, bukan parsial.

Saat ini, banyak riset menyoroti bagaimana ketiga aspek ini saling berkaitan erat. Misalnya, irigasi yang efisien membutuhkan energi, sementara energi yang bersih bergantung pada ketersediaan air. Adopsi energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin bisa menjadi solusi, tetapi tetap harus mempertimbangkan penggunaan air, terutama pada proses pembangkit tertentu (Bazilian et al., 2011: 789). Jadi, penggunaan sumber daya ini harus cerdas dan berimbang.

Yang menarik, teknologi digital mulai menjadi penyelamat dalam manajemen FEW Nexus. Sensor IoT dan big data, misalnya, membantu petani mengatur pola irigasi secara presisi, sehingga air dan energi bisa dihemat tanpa mengorbankan hasil panen (Vörösmarty et al., 2010: 468).

Selain itu, blockchain pun mulai digunakan untuk transparansi rantai pasok pangan, memastikan bahwa produksi dan distribusi berjalan efisien dan minim pemborosan.

Namun, tantangan terbesar bukan hanya teknologinya, melainkan juga kebijakan dan sinergi antar sektor. Di banyak negara berkembang, kebijakan masih terfragmentasi—sektor energi, air, dan pangan berjalan sendiri-sendiri. Padahal, menurut Ringler, Bhaduri, dan Lawford (2013: 234), integrasi kebijakan adalah kunci agar sumber daya ini dapat dikelola secara optimal dan berkelanjutan.

Indonesia, dengan keberagaman geografis dan sumber daya alam yang melimpah, sebenarnya memiliki potensi besar untuk mengembangkan FEW Nexus. Dari Sabang sampai Merauke, penggunaan teknologi tepat guna dan kebijakan terpadu dapat mengatasi permasalahan seperti kekeringan, krisis energi, dan ketahanan pangan yang masih kerap terjadi.

Misalnya, pengembangan agrovoltaik—gabungan pertanian dan energi surya—bisa menjadi model berkelanjutan yang efektif (Dinesh & Pearce, 2016: 89).

Pada akhirnya, menjaga FEW Nexus bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat luas. Kesadaran akan penggunaan air, energi, dan pangan secara bijak adalah langkah awal yang harus dipupuk sejak dini. Jika tidak, kita akan menghadapi masa depan yang suram, di mana kelangkaan dan konflik sumber daya menjadi ancaman nyata.

Maka dari itu, mari kita mulai dari hal kecil: hemat air saat mencuci, pilih makanan lokal yang lebih ramah lingkungan, dan dukung energi bersih. Langkah-langkah sederhana ini bila dilakukan bersama-sama akan menjadi gelombang besar perubahan untuk keberlanjutan hidup kita di bumi. ***

Show More

Berita Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Untuk Menonaktifkan Adblock