Nasional

Komitmen Antikorupsi, SD Karangturi Jadi Role Model Pilot Project SJSS Inspektorat Semarang

 

SEMARANG || Koranprogresif.id – Plt. Inspektur Kota Semarang, Sumardi, secara resmi melaunching pilot project optimalisasi SJSS (Sekolah Jujur Sekolah Saya) angkatan ke-2, kerjasama Lembaga SPAK Jakarta, dengan narasumber nasional UI, Ganjar L Bonaprapta, serta menggandeng role model antikorupsi, guru dari SD Karangturi, M. Noor Salim, berlangsung di hotel Chanti, hari Selasa hingga Jum’at (10-13/9).

Dalam arahan pembukaan, Sumardi didampingi jajaran inspektorat Pemkot Semarang, berharap, melalui SJSS akan terwujud siswa yang berintegritas, sebagai pemimpin masa depan.

“Melalui SJSS batch-2, maka siswa SD/SMP di 17 sekolahan pilihan, nantinya akan menjadi pemimpin masa Indonesia Emas 2045, yang memiliki nilai antikorupsi dan berintegritas, untuk itu perlu contoh dari para guru yang berjiwa antikorupsi,” kata Sumardi.

Sementara itu, Noor Salim, guru Agama Islam dan aktifitas lintas Agama dari SD Karangturi, yang dipercaya sebagai role model oleh inspektorat dan KPK RI, dalam paparannya menyampaikan bahwa, untuk mewujudkan sekolah yang berintegritas, anti gratifikasi, maka diperlukan komitmen bersama.

“Komitmen bersama dari guru, orangtua siswa, dan siswa, sangat dibutuhkan guna mewujudkan sekolah yang berintegritas, anti gratifikasi,” jelas Salim.

Pemberian gratifikasi dari orangtua siswa kepada guru, bisa berdampak buruk bagi dunia pendidikan, mulai ketidak obyektifan guru terhadap murid, hingga menimbulkan kecemburuan sosial antar guru, karena pemberian dari orangtua siswa kepada guru, berbeda nilai dan bentuknya, jelasnya.

“Maka stop memberi dan menerima gratifikasi, harus jadi komitmen bersama, utamanya untuk sekolah SJSS,” pungkas Salim didampingi 3 delegasi Karangturi lainnya, yaitu Aditya, Dian dan Tantri.

*KARANGTURI SIAP !!*

Sementara itu ditempat terpisah, kepala SD Nasional Karangturi, Eko Margiati, mengaku bangga dan siap atas dipilihnya SD Karangturi sebagai salah satu Pilot Projects SJSS.

“SJSS senafas dengan komitmen yayasan Karangturi, bahwa gratifikasi harus ditolak, karena menyakut karakter, maka kami bangga dan siap untuk SJSS,” kata Eko kepada awak media, dikampus Jl. MT. Haryono Semarang.

Lebih lanjut, Eko Margiati menyampaikan bahwa, gratifikasi bukan hal yang baru, malah dianggap sebagai kebiasaan. “Maka untuk menghilangkannya, komitmen dan mental kuat harus dibentuk dikalangan para guru,” pungkas Eko Margiati. (Red).

Show More

Berita Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Untuk Menonaktifkan Adblock