Luarr Biasa!! Pisowanan Agung Kasepuhan, Bupati Demak Dorong Notobratan Sebagai Kampung Adat

DEMAK || Koranprogresif.id – Menyambut gawe agung grebek besar, Bupati Demak beserta Sekda dan jajaran Forkompimda melakukan prosesi pisowanan ke kasepuhan Kadilangu di Sasana Rengga Notobratan, Rabo (7/5/2025).
Kehadiran rombongan Bupati disambut oleh sesepuh ahli waris Sunan Kalijaga, Kiyai Raden Muhammad Cahyo Imam Santoso, SH, MH dan R. Kristiawan Saputra, SH, yang diapit oleh prajurit Sholawat Kasepuhan Abdi Syahid, dan para pengurus yayasan.
Nampak juga Ust. Noor Salim, Ketua PGSI (Persatuan Guru Seluruh Indonesia) Kabupaten Demak yang juga pakar sejarah kebudayaan Islam, hadir dengan pakaian beskap Jawa bernuansa biru-putih.
Acara diawali dengan lantunan kidung karya Sunan Kalijaga, rumekso ing wengi, oleh duet H.Karyobejo dan KH. Pratiknyo dengan suara khasnya yang menghipnotis para tamu.
Dalam sambutannya, Bupati Demak, Eisti’anah mengatakan, acara pisowanan merupakan tradisi dalam upaya untuk nguri-uri budaya.
“Dengan pisowanan diharapkan rasa kekeluargaan antara Pemkab dengan kasepuhan, akan terus langgeng, terlebih rangkaian pisowanan grebeg besar adalah tradisi budaya sejak jaman Sultan Fatah,” jelas Eisti.
Disisi lain, Bupati juga mendorong Notobratan sebagai kampung adat.
“Jika di Bali ada Desa adat Penglipuran, maka di Demak sudah selayaknya ada kampung adat Notobratan,” tukas Eisti.
Sedangkan sesepuh ahli waris kanjeng Sunan Kalijaga, Kiyai R.M. Cahyo, menyampaikan giat pisowanan yang sudah rutin dilakukan menjelang grebeg besar, harus dilestarikan.
“Jika kita mau panjang umur, murah rezeki, maka lakukan silaturahmi seperti halnya pisowanan hari ini, yang ada sejak jaman kerajaan Islam Demak, dimana raja sowan ke Kanjeng Sunan Kalijaga untuk minta restu,” jelas Raden Cahyo.
Senada disampaikan oleh Ketua PGSI Kabupaten Demak kepada sejumlah awak media.
Menurutnya, pisowanan agung, memiliki histori dengan kerajaan Islam Demak Bintoro dan Sunan Kalijaga.
“Nilai historis pisowanan dari Bupati kepada kasepuhan jelang grebek besar, ini sungguh sangat keren, maka harus kita lestarikan dan kembangkan agar makin menarik kunjungan wisatawan,” jelas Salim
Terlebih, lanjutnya, ini bagian dari budaya yang diajarkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. “Maka bisa jadi sumber pembelajaran sejarah bagi generasi muda saat ini dan yang akan datang,” tambah Salim.
Setali tiga uang, Ketua Panitia Pisowanan, Raden Kristiawan, menyampaikan tentang Demak yang kaya akan budaya.
“Demak ini kan sebagai cultural center, maka ragam adat dan budaya perlu terus dilestarikan oleh semua pihak, seperti wayang kulit, pisowanan, grebeg besar, juga bila perlu dihidupkan grebek maulid nabi yang dulu ada jaman Sunan Kalijaga,” kata Raden Kristiawan. (Red).