Mandor Proyek Arogan, Wartawan “Digebug”

CIANJUR || Koranprogresif.id – Mandor Proyek arogan bernama “ABID”, saat seorang awak media melakukan konfirmasi, tentang proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (red-TPT), malah di perlakukan tidak wajar, dengan menggebuk wartawan di dadanya sebelah kiri, Rabu (26/3/2025) di Kampung Cibuluh, Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Perbuatan tidak menyenangkan tersebut yang dilakukan ABID. Pasalnya ABID, tidak menerima pekerjaan proyeknya “dijelek-jelekkan media online”. “Padahal tugas awak media kontrol sosial, saat kontrol ada pekerjaannya yang tidak sesuai dengan bestek, seharusnya ABID jelaskan apa adanya/transparan,” ujar Agus Teguh, Ketua LBH Siliwangi.
Terlihatnya arogan, jelas Agus Teguh, Abid sebagai mandor proyek marah-marah dan mengumpulkan massa untuk menggulung awak media online.

Padahal proyek tembok penahan tanah, ungkap Agus Teguh, yang menghubungkan antara wilayah Sukanagara dengan Kadupandak, ketika terjadi longsor beberapa bulan lalu di tahun 2025 ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur merealisasikan tersebut dengan sumber dana APD, sebagai pemenang tender CV.QTRUNADA, nomor SPK 602/183/pres/PUTR/2025, Nilai Anggaran Rp.1.111.57.771.74, waktu pelaksanaan 90 hari. Spesifikasinya baru muka, volumenya tidak jelas seperti berapa tinggi X panjang dan lebarnya pun tidak jelas, ungkapnya.
Menurut Agus Teguh, seharusnya gambar tersebut dipampangkan, jadi jumlah kubikasinya jelas, biar publik tau, kalau ini tidak demikian cuman terpangpang papan proyek, itupun titiknya di ruas jalan lewi manggu Sukasari kecamatan Kadupandak, itu mungkin dua lokasi berbeda satu paket.
“Seharusnya ada penjelasan antara wilayah Sukanagara dan Kadupandak disamping itu pekerjaan nya,” tandasnya.
Tegas Agus Teguh, diduga ada rekayasa volume, yang mana Pasang pondasi lebarnya tidak merata, seharusnya dari dasar sampai atas sesuai kubikasinya dan kwalitasnya pun harus sesuai bestek, contohnya bikin adukan harus ada perbandingan antara semen dan pasir.
“Kalau pekerjaan tersebut tidak demikian, hanya dikira-kira yang pasti pekerjaan itu tidak akan bertahan lama dan sering terjadi longsong, akibat pekerjaan nya jelek. Untuk itu, pihak terkait harus seketat mungkin dalam pengawasannya tentang kwalitas dan kuantitasnya,” imbuhnya. (TIM).





