Pertemuan Sekjend Kagama Nezar Patria dengan Ikatan Alumni UPN Veteran Jakarta
JAKARTA || Koranprogresif.id – Siang itu Jakarta cukup cerah, para pengurus Ikatan Alumni Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang terdiri dari Sayed Junaidi Rizaldi, Ageng Priyanto, Herry Ferdinant, Pery Rinandar dan Sahlan Hidayat melakukan audiensi dengan Wamenkomdigi sekaligus juga Sekjend Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Nezar Patria, Rabu (12/11/2025).
Banyak wejangan yang diberikan oleh seorang Nezar Patria, sehingga diskusi pun terjadi sehingga ada konklusi sederhana bahwa seyogyanya dalam setiap organisasi alumni, kekuatan terbesar tidak terletak pada jumlah anggotanya, tetapi pada rasa kebersamaan dan semangat untuk menjaga nama baik almamater.
Hal inilah yang menjadi perhatian utama para alumni di berbagai angkatan yang kini berkomitmen untuk memperkuat ikatan silaturahmi tanpa sekat dan tanpa kubu-kubuan.
“Alumni sedapat mungkin harus mengayomi dan merangkul semuanya. Tidak boleh ada kubu-kubuan, apalagi memihak hanya pada satu kelompok saja,” ujar salah satu tokoh alumni saat ditemui dalam kegiatan temu kangen antarangkatan baru-baru ini.

Ia menegaskan, jika pun ada perbedaan pandangan, hal itu hanyalah dinamika individu dan tidak boleh memecah semangat persaudaraan.
Mengelola organisasi alumni memang bukan hal mudah. Gesekan, tekanan, bahkan benturan antaranggota kerap terjadi karena beragamnya latar belakang dan kepentingan masing-masing. Namun, semangat untuk tetap menjunjung tinggi almamater dan warna kebersamaan selalu menjadi perekat yang menyatukan.
Dengan jumlah alumni yang telah mencapai ratusan ribu orang dari berbagai angkatan — mulai dari para senior, seangkatan, hingga adik-adik angkatan — organisasi alumni memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi nyata, baik bagi almamater maupun masyarakat luas.
Salah satu langkah strategis yang kini mulai digalakkan adalah pembentukan Koordinator Daerah (Korda) Alumni di berbagai wilayah. Keberadaan Korda ini dinilai mampu memperkuat jaringan organisasi hingga ke akar rumput, sekaligus memudahkan koordinasi dan pelaksanaan berbagai kegiatan.
“Justru alumni di Korda inilah yang paling solid. Mereka aktif mengadakan kegiatan tanpa harus mencari bantuan ke luar. Dana kegiatan sering kali berasal dari iuran dan dukungan para alumni di daerah masing-masing,” tambahnya.
Melalui peran Korda, komunikasi antar alumni menjadi lebih lancar dan silaturahmi semakin erat. Banyak kegiatan positif yang lahir dari inisiatif daerah, mulai dari bakti sosial, seminar, reuni akbar, hingga program pemberdayaan masyarakat.
Ke depan, organisasi alumni diharapkan dapat memiliki agenda rutin bulanan atau tahunan, sehingga keberadaannya tidak hanya terasa saat reuni, tetapi benar-benar menjadi wadah aktif untuk berkarya dan berkontribusi.
“Yang terpenting, alumni harus tetap bersatu. Perbedaan itu wajar, tapi jangan sampai membuat kita terpecah. Kita semua satu almamater, satu warna,” tutupnya.
Dengan semangat itu, para alumni terus berupaya membangun organisasi yang kuat, inklusif dan penuh rasa persaudaraan. Sebab pada akhirnya, yang menguatkan bukanlah seberapa besar nama organisasi, tetapi seberapa dalam rasa memiliki terhadap almamater dan sesama alumni. (Red).

